Somasi: Apa, Bagaimana, dan Siapa yang Berhak Melakukannya?
Halo, sobat hukum! Kali ini kita akan membahas tentang somasi. Apa sih somasi itu? Gimana sih caranya? Dan siapa aja sih yang bisa ngeluarin somasi?
Somasi itu sebenernya adalah surat peringatan yang dikirim oleh orang yang dirugikan ke orang yang ngebuat salah. Misalnya, kamu punya kontrak sama orang lain, tapi orang itu nggak ngejalanin kontraknya. Nah, kamu bisa ngirim somasi ke dia, biar dia sadar dan ngejalanin kontraknya. Kalau nggak, kamu bisa ngelapor ke pengadilan dan minta ganti rugi atau batalin kontraknya.
Somasi itu ada dasarnya di hukum perdata, yaitu pasal 1238 dan pasal 1243 KUHPer. Pasal 1238 KUHPer bilang bahwa orang yang nggak ngejalanin kontraknya itu disebut lalai. Orang itu bisa dinyatakan lalai kalau udah dikasih somasi atau kalau di kontraknya udah ditulis kapan dia harus ngejalanin kontraknya. Pasal 1243 KUHPer bilang bahwa orang yang dirugikan cuma bisa minta ganti rugi atau batalin kontrak kalau orang yang lalai masih nggak ngejalanin kontraknya setelah dikasih somasi.
Terus, gimana sih caranya ngirim somasi? Somasi itu harus ditulis dan dikasih ke orang yang dituju secara langsung atau lewat surat tercatat. Somasi itu harus isinya:
- Nama dan alamat pengirim dan penerima somasi.
- Nomor dan tanggal kontrak yang dilanggar.
- Uraian singkat tentang apa yang harus dilakuin sama orang yang dituju.
- Batas waktu buat ngejalanin apa yang harus dilakuin.
- Ancaman hukum kalau orang yang dituju nggak ngejalanin apa yang harus dilakuin.
Nah, siapa aja sih yang bisa ngirim somasi? Secara umum, semua orang yang punya hak dan kewajiban hukum bisa ngirim somasi ke orang lain yang ngebuat salah sama dia. Nggak perlu pake pengacara atau kuasa hukum. Ini sesuai sama pasal 118 HIR, yang bilang bahwa penggugat bisa ngajuin gugatan sendiri atau pake kuasa hukum.
Tapi, ada hal yang harus diperhatiin kalau pengirim somasi itu adalah badan hukum, kayak PT. Badan hukum kan nggak bisa ngomong sendiri, tapi harus ada yang ngomongin. Kalau PT, yang bisa ngomongin PT adalah dewan direksi (pasal 1 angka 5 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas atau UUPT). Jadi, somasi dari PT harus dari dewan direksi atau orang lain yang dikasih kuasa tertulis sama dewan direksi (pasal 103 UUPT).